Sebagian dari kita tentu sudah familiar dengan pengusaha sukses kaya raya yang “nyentrik” selalu bercelana pendek yang dikenal dengan petuah-petuah “sinting” dan “blak-blakannya.”
Bagaimana tidak, di tengah peserta seminar yang mayoritas mahasiswa, beliau tidak segan-segan mengatakan dengan penuh keyakinan :
“Kuliah itu bikin goblok, siapa yang hadir di seminar ini, besok jangan masuk kuliah”
Dan
“IPK di atas 3 koma alamat calon karyawan”
Atau
“Kuliah itu hanya memasukkan ‘sampah’ ke kepala Anda”
Tidak sedikit peserta seminar yang berstatus karyawan yang barangkali mendapat tamparan keras dan yang terprovokasi dengan ucapannya, seperti :
“Jika ingin kaya raya, jangan pernah jadi karyawan”
Yup, itulah Bob Sadino, dan justru dengan nasihat-nasihat kontroversial yang seperti itulah beliau dikenal berbeda.
Memang nasihat-nasihat beliau menurutku harus diterjemahkan ulang dan tentu saja disesuaikan, tidak langsung main hajar dilakukan saja.
Misalnya, ketika beliau menyarankan untuk jangan meneruskan kuliah, lalu bagaimana dengan bidang kedokteran yang memang membutuhkan orang-orang yang memiliki disiplin ilmu tersebut? Oleh karenanya, beliau selalu menyarankan kalau berbicara dengannya, otak harus dipindahkan dulu ke dengkul.
Tetapi harus diakui bahwa ucapannya sangat bagus untuk direnungkan, karena apa yang diucapkan sesuai dengan apa yang telah dilakukannya. Dengan kata lain, apa yang diucapkannya selalu berdasarkan pengalamannya yang sudah terbukti, bukan hanya asal ucap. Itulah yang membedakannya dengan motivator lain yang hanya mengetahui teori, dan karena itu jugalah aku mengaguminya. 😀
Aku sendiri mengenal beliau tanpa senghaja ketika dulu di Gramedia hendak mengambil buku, kemudian langkah berhenti di salah satu rak buku.
Di sana aku melihat, menimang, dan langsung membaca-baca buku Best Seller dengan cover bergambar seorang kakek dengan kumis putih berkepala semi botak di tengah yang dikelilingi oleh sisa rambut berwarna putih. Aku langsung terpesona sejak pandangan pertama mata mengarah ke deretan teks yang tertuang di dalamnya. 🙂
Namun, tepat kemarin (19/1/2015), beliau meninggalkan dunia, kita semua kehilangan seorang pengusaha Indonesia kelahiran Bandar Lampung yang tidak pelit berbagi pengalaman-pengalaman dan ilmu bisnisnya.
Kini, salah satu sosok yang menginspirasiku itu telah berpulang, meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Selamat jalan, Om Bob Sadino. Meski raga dikubur tanah, tetapi ilmumu tak akan pernah. Warisan ilmumu mustahil habis dan punah.
Darimu aku belajar untuk menggoblokkan diri segoblok-gobloknya, dan merenung sedalam-dalamnya. Seperti yang pernah engkau ucapkan :
“Saya tidak mau pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, terkubur bersama tubuh saya ketika mati kelak…”
Sebelum mengakhiri tulisan di postinganku kali ini, aku akan membagikan ulang beberapa petuah-petuah beliau yang kutemukan di berbagai sumber untuk sekedar berterima kasih, mengenang, dan mengarsipkannya untuk sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya”
“Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok itu berjuang keras untuk sukses bisa bayar pelamar kerja”
“Kuliah itu bikin goblok, siapa yang hadir di seminar ini, besok jangan masuk kuliah”
“Kuliah itu hanya memasukkan ‘sampah’ ke kepala Anda”
“IPK di atas 3 koma alamat calon karyawan”
“Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok itu berjuang keras untuk sukses bisa bayar pelamar kerja”
“Bisnis apa yang paling bagus? Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dimulai dan dibuka, bukan ditanyakan terus”
’’Saya mengambil risiko sebesar-besarnya, sebab orang yang mengambil risiko kecil, hasilnya juga kecil…”
“Orang ‘pintar’ biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan”
“Sedangkan orang ‘bodoh’ mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya”
“Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya”
“Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif”
“Orang ‘Pintar’ menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang ‘Bodoh’ berpikir, dia pun bisa berbisnis”
“Bagi orang ‘pintar’, melakukan banyak hal lebih mengasyikan. Sementara orang bodoh tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya”
Selamat jalan, om Bob Sadino. Semoga amal ibadahmu diterima di sisiNya. Amin!